Novel Terbaru "Aku Tidak Cantik " Part I -- Novel Inspirasi "Aku Tidak Cantik" Part I, Novel Motivasi "Aku Tidak Cantik" Part I, Novel Cinta "Aku Tidak Cantik" Part I, Novel Anak Sekolah Menengan Atas "Aku Tidak Cantik" Part I. Hello Teman-teman, kali ini saya ingin menyebarkan sebuah kisah menarik yang terangkum dalam
Novel Terbaru "Aku Tidak Cantik" Part I. Novel ini terdiri dari 4 part, yaitu part I, part II, part II, dan part IV. Untuk kali ini akan di bahas Novel Part I.
Novel ini merupakan novel ide atau novel motivasi untuk cewek-cewek Sekolah Menengan Atas yang merasa minder sebab tidak cantik, maka bacalah Novel ini biar kalian mempunyai ide atau motivasi biar tidak minder lagi dikala bertemu dan berkumpul dengan cewek lain yang lebih cantik. Ayo kita baca selengkapnya
Novel Terbaru "Aku Tidak Cantik" Part I berikut ini.
Aku tidak cantik. Tubuhku tidak tinggi, tapi juga tidak mungil. Badanku tidak langsing, tidak juga chubby menggemaskan. Rambutku tidak lurus, tapi juga tidak keriting gantung. Aku ialah gadis biasa-biasa saja, bahkan mungkin di bawah rata-rata dari segi penampilan.
Kata ibu, bagus itu dari hati. Tapi buktinya kakakku, Kak Abhi, selalu tertarik melihat wajah model bagus dan bertubuh seksi. Kata program motivasi di televisi yang terpenting ialah akhlak, tapi mengapa semua produk kecantikan mengedepankan pada aspek jasmani? Sama saja di sekolah. Kata ibu guru BK dan bapak guru agama, inner beauty lebih penting. Tapi pemilihan Puteri Sekolah selalu dimenangkan oleh mereka yang cantik. Walaupun sering bolos sekolah. Buktinya lagi, semua anak pemuda di sekolah kenalnya sama cewek-cewek cantik, walaupun mereka tidak pernah disapa balik. Sementara yang ibarat aku? Biarpun sudah sering ku hadiahi senyum ramah santun dan pemberian kecil yang dibutuhkan, tetap saja saya angin lalu.
Sampai kelas X kemarin saya sih tidak sadar fenomena ini. Tapi lambat laun, apalagi kini di kelas XI semuanya jadi semakin jelas. Satu per satu sobat sekelasku mulai berpacaran. Teman sebangkuku, sobat di depannya, sobat di belakangku dan di sampingnya, sobat di seberangku. Bahkan sobat didepanku kabarnya sedang PDKT sama pemuda Sekolah Menengan Atas tetangga. Sementara aku? Jangankan jadian, dekat dalam arti PDKT saja tidak ada yang tertarik.
Setiap kali pelajaran eksak akhir-akhir ini, saya jadi sering melamun. Ketika mengerjakan soal-soal dimensi tiga, bukannya membandingkan mana yang lebih jauh jarak antara titik B ke garis GH pada kubus ABCDEFGH dengan jarak titik T dengan garis AC pada limas TABC, saya sibuk membandingkan sejelek apa saya dibandingkan dengan teman-temanku. Hufth.
Tidak usah jauh-jauh, sebut saja Anita yang duduk di sebelahku. Baru kelas XI sudah empat kali ganti pacar. Tinggi, putih dan kulitnya halus sekali. Aku yang anak wanita saja suka melihatnya apalagi bawah umur laki-laki. Mantan pacarnya malahan ada yang anak gubernur kami. Dari sekolah berbeda, sekolah elit di sentra kota. Tapi ya namanya juga Anita cantik, dapat saja kenal. Kecantikan Cinderella saja dapat hingga ke pandangan Pangeran Kerajaan bukan? Ya, sama begitulah kira-kira. Dibandingkan Anita, pertama saya sudah kalah tinggi. Dia 165, sementara saya 160. Lima centimeter lagi sih. Usiaku 16 tahun lebih empat bulan. Masih dapat tidak ya saya tumbuh tinggi? Tapi biarpun sudah mencapai 165, kulitku juga bermasalah. Kusam.
Apa saya sebaiknya suntik vitamin C ibarat Riana? Riana ialah sobat duduk Dhea yang duduk di belakangku. Kulit orisinil Riana tampaknya agak gelap, saya juga tidak yakin bagaimana. Tapi beliau dongeng padaku bila beliau rutin sunti vitamin C, enam bulan sekali semenjak beliau kelas X. Cling cling. Sekarang beliau sudah seputih artis Korea. Dia juga suka pakai make up minimalis ala-ala artis Negeri Ginseng. Penampilannya memang fresh banget. Cantik, ibarat anak kuliahan.
Kalau Dhea biasa saja. Tapi manis. Manis sekali. Dia keturunan keraton, kulitnya langsat, perawakannya anggun dan rambutnya hitam mengkilat. Alami dan berkelas. Tutur bahasanya santun. Ahh, sulit menggambarkan pesonanya. Kalau Anita, Riana dan Dhea berjalan bersama, rasanya ibarat ada efek-efek angin yang bikin mereka semakin tepat saja. Haha.
Aku kadang makan bareng di kantin sama mereka. Tapi tidak selalu. Aku lebih sering bersama bawah umur dingklik depan: Ica dan Kiana. Ica ialah temanku semenjak kecil, sementara Kiana ialah sobat les biola Ica dikala SMP. Kaprikornus kami suka bersama dan kami juga ikut ekstra yang sama yaitu basket. Ah basket ya. Ini juga nih yang bikin kulit saya kusam. Latihannya outdoor siang bolong. Apalagi bila sudah mau tanding. Tapi saya suka basket. Apalagi Icha dan Kiana juga ikutan. Tidak hanya mereka, ada satu lagi sobat sepermainan kami bertiga. Namanya Odie. Odie bukan anak kelasku. Dia pemuda terkenal banget di sekolah. Aku sama Odie tetangga dan sudah main dari kecil banget. Kaprikornus kita hingga kini akrab. Dia juga masuk tim basket pemuda dan beliau suka ngelatih kami di tim basket cewek. Tiap pulang ekstra kami berempat suka nongkrong bareng di dagang bakso depan sekolah. Masih bau-bau keringat gitu. Suka kalap makan bakso. Haha.😃
Hmm ya itu hingga tiga bulan kemudian sih. Soalnya belakang layar Ica ternyata lagi PDKT sama abang kelas XII dan alhasil jadian. Sebagaimana musim di sekolahan, bila jadian niscaya deh berangkat dan pulang sekolahnya bareng. Ya gitu juga Ica sama si Kakak. Kadang Ica malah mangkir basket soalnya pacarnya mau ada bimbingan belajar. Terus kita mulai ngumpul bertiga doang. Belum habis sakit hati pasca ditinggal Ica, eh ya Kiana pacaran sama adik kelas. Pas dengar itu rasanya kayak disengat listriknya Pikachu, 1000 volt. Merasa dikhianatin dobel. Bukan apa-apa, tapi saya kira kita akrab. Tapi mereka jadian tanpa curhat-curhat dulu sebelumnya.
Hmm. Tapi duduk kasus utamanya sih. Aku. Aku kenapa tidak punya pacar? Aku kenapa tidak ada yang PDKT-in? Ica juga kan kulitnya gelap, rambutnya juga hasil smoothing. Kiana juga tidak langsing, tidak seksi. Tapi kok?
Setelah saya pikir-pikir, Ica memang tidak putih tapi bentuk badannya bagus sekali. Kalau lagi pakai dress ketat beliau udah kayak Olla Ramlan yang artis itu. Body goal nya orang-orang. Hmm. Kiana? Ya Kiana memang tidak seksi kayak Ica, tapi beliau imut banget. Setelah dilihat-lihat beliau kayak personil Cherry Bell. Pantes aja adik kelas yang naksir.
Aku? Aku? Hufth. Tarik napas, hembuskan.
Apa ada anak di sekolah ini yang tidak semenarik aku?
Saat ini tinggal Odie yang dapat nemenin tiap pulang ekstra. Tapi Odie ganteng gitu, gimana bila beliau dideketin Kesha? Kan katanya Kesha gres putus sama Jordan. Kesha dan Jordan itu awalnya icon couple angkatan kelas XI. Ceweknya model, cowoknya tajir. Kalau hangout niscaya ke kawasan kekinian. Foto couplenya hits selalu. Panutan kita semua. Tapi ada rumor bila Jordan menduakan sama anak sekolah lain. Katanya model juga. Katanya lebih bagus dari Kesha. Kemarin sempat sih stalkingin instagram Jordan cuma belum nemu mana sih yang dibilang gosipers sekolah.
Ah saya rasanya mau gila. Cari pacar sulit, mertahaninnya lebih sulit lagi. Sudah secantik Kesha saja ditinggalkan, apa kabar saya yang kayak butiran jas jus?
Dari jauh samar saya lihat bayangan Odie.
Lagi sama Kesha.
Nah kan, nah kan. Apa saya bilang. Tidak mungkin Kesha betah jomblo.
Odie ialah pilihan yang paling masuk nalar buat gantiin Jordan.
Tuh kan, Odie pun kini akan punya pacar…
0 komentar:
Posting Komentar