Cerpen Cinta Keseruan Di The Lodge Maribaya , Lembang - Bandung

Cerpen Cinta "Keseruan di The Lodge Maribaya"Lembang - Bandung -- Cerita Honey ke The Lodge Maribaya Lebang, Liburan Seru di The Lodge Maribaya, Pengalaman Liburan ke The Lodge Maribaya Lembang, Tiket Masuk The Lodge Maribaya, Serunya Permainan di The Lodge Maribaya.

Setelah membaca dongeng yang berjudul Cerpen Cinta "Keseruan di Floating Market Lembang", kini kita lanjut ceritanya ya. Kisah ini masih perihal perjalanan bulan madu sepasang pengantin gres di hari ketiga di Lembang, Bandung.

***

Keseruan di The Lodge Maribaya

Setelah dari Floating Market Lembang, kami melanjutkan perjalanan menuju The Lodge Maribaya. Perjalanan yang ditempuh kira-kira 40 menit lebih.

Hampir datang di Lodge Maribaya, jalan agak menanjak.

"Dulu parkirannya disini Mas. Kita mesti jalan ke dalam. Kalo kini enak, parkirnya sudah boleh di dalam. Tapi ya gini jalannya agak menanjak dan parkirannya gak begitu luas." Kata Kang sopir sambil mencari posisi yang pas untuk memarkirkan mobilnya.

Kami hanya mendengarkan sambil tersenyum. Sementara itu, di luar kendaraan beroda empat gerimis kembali mengundang. Dan disini jauh lebih dingin. Brrr.

"Mas nanti makan siang gimana? Disini atau dimana? Bareng kami aja." Tanya suami.

"Ya saya praktis lah Mas". Jawab Kang sopir.

Mengingat siang itu sudah memasuki pukul setengah 12. Tapi, berada di Lodge Maribaya hirau taacuh sekali, gak kerasa kalo ini sudah siang.

Lalu kami pamit keluar mobil. Kami memasuki arena Lodge Maribaya. Disini, tampaknya secara umum dikuasai pengunjungnya yakni anak muda. Remaja. 

The Lodge Maribaya yakni salah satu objek wisata yang sedang hits. Kita akan dimanjakan dengan pemandangan hutan pinus. Lalu, cuaca yang dingin. Spot-spot foto yang anggun dan banyak sekali wahana menarik.

Tidak banyak antrian di daerah membeli tiket, pengunjung sudah mengantri masuk ke wahana. Kami pun mengikuti barisan yang mengular.

Saat sudah melewati daerah investigasi tiket, jalanan semakin menurun. Ketika memandang ke depan, banyak wahana yang ditawarkan. Ada Sky Tree, Zip Bike, Mountain Swing, Gantole, Hot Air Ballon, Sky Plane dan wahana spot foto keren lainnya. Setiap spot beda-beda ya harga tiketnya. Harganya mulai dari 20 ribu per wahana.

Spot foto yang pertama kami lihat itu, Sky Tree. Kita duduk di kayu yang dibentuk nempel di pinggiran pohon, pemandangan ke bawahnya jurang loh. Hihi. Tapi kondusif kok, alasannya yakni kita dipakaikan tali pengaman. Lalu, dari kejauhan ada fotografer yang siap mengambil gambar kita.

Nah, di setiap wahana spot foto ini, kita bergaya sebagus mungkin ya meskipun mungkin sebagian ada yang takut ketinggian hehe. Nanti, foto-foto tersebut sanggup kita pilih dan file nya sanggup di beli di erat daerah membeli tiket di depan tadi.

Namun, alasannya yakni antrian Sky Tree panjaaang sekali, kami tidak menaikinya.

Melihat ke sisi lain, sambil berteduh alasannya yakni hujan mulai turun agak deras, terdapat wahana Zip Bike. Jadi, kita naik sepeda, tapi di atas tali dan tetap gaya-gayaan alasannya yakni mau di foto. Kebayang gak? Haha.

Hampir semua wahana antriannya panjang mengular.

Wahana yang agak santai tampaknya Hot Air Balloon. Kelihatannya yang mengantri disini kebanyakan rombongan keluarga yang membawa serta anak-anaknya. Mereka seolah terbang dengan balon udara. Tapi balonnya gak terbang, hanya keliatan di hasil fotonya nanti seolah naik balon udara.

Setelah berkeliling melalui jalanan yang naik turun, kesannya kami memutuskan untuk mencoba wahana Mountain Swing. Wahana ayunan yang di bawahya jurang, pemandangan untuk background fotonya yakni hutan pinus. 

Disini juga sama dengan wahana spot foto lain, antriannya panjang. Tetapi ada kursi, jadi sanggup duduk sambil menunggu giliran.

Di wahana Mountain Swing ini, ada dua pilihan ayunan, mau sendiri atau berdua. Tentu kami pilih yang berdua, ya kaaan. 

Tibalah giliran kami. Sebelum menaiki ayunan, kami dipasang tali pengaman sama ibarat orang yang akan naik flying fox itu loh. Pinggang diiket tali hingga dirasa berpengaruh dan tetap nyaman.

Bismillah... ayunan yang awalnya di tepian jurang kemudian didorong hingga posisi kaki kami berayun. Aku tidak berani lihat ke bawah.

"Lihat kesini, senyuuum." Arahan fotografer.

Sambil terus memegang tangan suamiku, kami bergaya menghadap ke kamera. Gonta-ganti gaya dan terus tersenyum. Horeee.

Selesai jepret-jepret entah berapa kali, ayunan kembali ditarik ke daerah semula. Alhamdulillah aman. Hahay.

"Tuker fotonya di depan ya." Kata Mas penjaga wahana.

Selanjutnya kami jalan-jalan menikmati pemandangan, bergandengan tangan, berfoto-foto. Karena hanya jalan berdua, otomatis foto-foto yang kami punya isinya selfie-selfie, wefie saja. Kalaupun ada foto yang full body, itu berarti hape nya diletakkan di tanah. Niat banget ya. Hehe.

"Duh Kak, kebelet nih. Dingin banget." Kata ku pada suami.

"Ya udah, kita cari toilet yok, sekalian sholat Zuhur. Terus cari makan. Kayaknya cukuplah disini." Jawab suami.

Lalu kami mencari toilet dan mushola. Kembali melalui jalanan menanjak. di papan petunjuk menawarkan bahwa mushola dan toilet ada di atas. Kami sudah berjalan turun cukup jauh ternyata. Lumayan juga rasanya mendaki di ketika kebelet dan cuaca hirau taacuh begini. Hhhh.

Saat mendaki, ku lihat banyak tenda-tenda perkemahan. Ternyata di The Lodge Maribaya ini juga sanggup disewakan untuk aktifitas berkemah. Alangkah dinginnya kalau malam datang ya. Hmm.

Kami bergantian sholat sambil menjaga barang.

Ampun dah. Airnya hirau taacuh sekali. Mau wudhu. Mau buang air kecil. Brrr. Dingiiin.

Selesai sholat, kami keluar wahana dan memasuki antrian penukaran foto. Hasilnya bagus-bagus, hingga resah mau pilih yang mana. Akhirnya kami membeli empat buah foto di Mountain Swing tadi.

Setelah puas melihat foto-foto, kemudian suamiku menelpon Kang sopir untuk menanyakan apakah dia sudah makan apa belum. 

"Saya sudah makan Mas, silahkan Mas dan Mbak mau makan dulu gak papa. Saya menunggu di parkiran ya." Kata Kang sopir di telpon.

Kemudian kami menentukan rumah makan di erat parkiran. Makan siang di cuaca dingin. Tak lupa kami memesan dua buah gelas teh hangat. 

Cocok sekali, selama di Lodge Maribaya ini hujan tak kunjung reda. Sudah hirau taacuh tambah dingin.

Selesai makan, kami segera ke parkiran mobil. Kira-kira pukul dua, kami beranjak meninggalkan The Lodge Maribaya.

Lanjut ceritanya : Keseruan di Gunung Tangkuban Perahu. Baca ceritanya ya.