renovasibangunan99.blogspot.com
Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!
jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murahini..
karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir ☺️☺️☺️☺️
Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900
caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas↑↑
tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya
Kamis, 28 Maret 2019
Cerita Persiapan Pernikahan -- Sharing Pengalaman Menyiapkan Pernikahan, Cerita Persiapan Nikah, Blog Persiapan Acara Pernikahan, Wedding Preparation, Cerita Persiapan Pernikahan Sederhana.
Halo sobat karyaku! Kali ini admin akan membagikan dongeng perihal Cerita Persiapan Pernikahan. Apa saja ya yang harus dipersiapkan? Pernikahan menyerupai apa yang diimpikan? Baca cerpen cinta berikut ini yok!
Hari senang telah disepakati. Bismillah, kurang dari tiga bulan kami akan menikah. Kami pun menyepakati akan merancang program sesederhana mungkin.
"Yang wajib-wajibnya saja, tidak perlu yang mewah." Pesan Ayahku pada kami.
Setelah prosesi lamaran yang mendebarkan itu, kami mulai disibukkan dengan dongeng persiapan pernikahan.
Hal pertama yang kau tanyakan ialah mahar. Saat itu saya galau untuk menyebutkan angka untuk bilangan mahar berupa emas. Tentu saya tidak ingin memberatkan mu. Ringankanlah!
Aku menerka-nerka, sementara saya tidak tahu berapa budget yang kau siapkan untuk pernikahan kita. Aku berusaha seoptimal mungkin membeli seperangkat hantaran seperlunya saja. Nanti kalau sudah sah kan sanggup minta belikan lagi. Hahaha.
Tidak mau terlalu boros untuk program ini, kami pun risikonya menyepakati angka maksimal untuk mahar plus aneka hantaran. Lalu, saya menciptakan daftar belanjaan serta asumsi harganya.
"Tidak boleh melebihi dana ya, Dek." Tegas kau mengingatkan ku.
"Hehehe. Tenang saja, Kak." Jawabku meyakinkan mu.
Aku mengerti. Kita sudah satu pendapat, satu fikiran, uang tabungan yang dengan susah payah kau kumpulkan, akan lebih bermanfaat untuk kehidupan kita sehabis sah.
Selanjutnya mencari tempat untuk pelaksanaan kesepakatan dan resepsi.
Awalnya kami setuju untuk kesepakatan di masjid, tetapi mengingat program kesepakatan dan resepsi dilangsungkan dalam satu hari saja, risikonya kami memutuskan untuk kesepakatan pagi hari di kediamanku. Rumah mempelai wanita.
Untuk resepsi, Ayahku menyarankan biar diadakan di depan rumah saja, mendirikan tenda, menyusun kursi-kursi, memakai jalanan lorong perkampungan. Tentu untuk perihal dana juga akan lebih hemat.
Tetapi, saya berfikir dari sisi yang lain. Nanti malah akan merepotkan banyak pihak dan akan sedikit menyita waktu istirahat Ayah lantaran harus mengawasi keadaan biar kondusif dan nyaman.
Lalu kami mencari alternatif lain, survey gedung! Kebetulan, rumahku berada di tempat suatu kampus islam. Ada gedung serbaguna yang biasa digunakan untuk pernikahan di setiap selesai pekannya.
Harga sewa gedung serbaguna beserta bangku dan ditambah dengan ruang VIP tidak terlalu jauh dari pemakaian tenda. Beruntungnya, tanggal yang telah kami tentukan sebagai hari bahagia, belum diambil orang.
"Ini hari libur mbak, hari kamis, bukan weekend. Apa gak sanggup pilih hari lain saja?" Tanya petugas gedung.
"Tidak, Pak. Lebih cepat lebih baik." Jawabku agak memaksa.
Mahar, oke.
Gedung, oke.
Lanjut kepada pencarian wedding organizer.
Kami mempersiapkan pernikahan ini satu per satu, mengerjakannya di sela-sela sang abang menuntaskan kiprah selesai perkuliahan dan mengejar jadwal wisuda.
Targetnya, sanggup ijazah kemudian ijab sah! Uhuy..
Sewaktu mencari WO, kali pertama WO yang dijumpai ialah yang harganya ternyata mahal. Haduh. kami mundur teratur. Over budget cuy!
Jadi, serupa dengan mahar dan hantaran, untuk persiapan program kesepakatan dan resepsi, kami juga menentukan budget. Pokoknya semuanya gak boleh over budget.
Lalu Ayukku coba membantu dengan searching di instagram, kemudian ketemu dengan sebuah akun WO yang harganya agak lebih murah, bergegas kami menelponnya untuk janjian.
Sayangnya, belum rezeki, mereka sudah di-booking pengantin lain. Huft.
"Untung kita belum berangkat, panas, jauh pula tempatnya Kak." Gerutu aku.
Siang itu terik sekali, matahari kian meninggi dan alamat WO-nya menyebrang jembatan dari bab ilir ke bab ulu.
Sempat menyerah. Cukup saja untuk hari ini. Kita survey di hari lain lagi.
Tetiba Ayukku mengirimkan gambar paket promo dari suatu WO. Begitu melihat harga promo, saya bersemangat lagi. Wkwkwk.
Langsung saja kami mengirimkan pesan whatsapp ke pemilik WO tersebut. Sebut saja namanya, mba ety. Tidak ingin kecewa lagi, kemudian aku to the point menanyakan untuk hari senang kami. Apakah masih kosong? Alhamdulillah, masih kosong.
Tanpa membuang waktu, kami bersegera menuju rumah WO tersebut.
Terdapat tiga paket. A, B, dan C. Kami pun menyepakati menentukan paket B dengan pertimbangan menyewa yang benar-benar dibutuhkan saja.
Mulai hari itu, saya lebih intens menghubungi mba ety, MUA ku.
"Mbak, saya maunya make up yang natural aja, gak cukur alis ya, Mbak. Gak pake bulu mata palsu juga ya, Mbak." Pinta ku pada mba ety.
Alhamdulillah kami tidak salah pilih WO, mereka mendahulukan ajakan pelanggan dan hasilnya tetap cantik kok.
Mempelai perempuan tampak kolam bidadari dari syurga #eaaa. Mempelai laki-laki tampak gagah mempesona walau agak pucat lantaran gugup mau baca ijab. Hahaha. Peace, kak..
Balik lagi ke dongeng WO.
Harga promo. Paket lengkap.
MUA sudah. Dekorasi sudah.
Lega. Budget aman.
Skala prioritas dalam persiapan program pernikahan ini, yaitu kami mendahulukan hal yang paling besar pengeluarannya menyerupai gedung, WO dan satu lagi konsumsi. Ya, jangan over budget ya hehe.
Konsumsi. Penting banget.
Pernah ga sih kau tiba ke suatu pesta tetapi ga kebagian makanan dan posisi kau sedang laper banget lantaran hari sudah memberikan pukul 12 dan kau belum sarapan? Kesian...
So, untuk konsumsi, saya agak ngotot dikit kepada calon suami. Ini harus yummy dan banyak. Soal pemilihan hidangan juga sempat menciptakan kami agak 'panas'.
Awalnya, untuk bab konsumsi, bibi ku mau menjadi pihak yang bertanggungjawab untuk menyiapkannya. Mulai dari berbelanja, memasak, juga hingga kepada pelayanan pada program kesepakatan dan resepsi nanti. Beliau memang sudah biasa menangani urusan masak memasak untuk hajatan.
Namun, lantaran ada keluarga nya di desa yang meninggal dunia, alhasil kami bersegera mengambil tindakan. Cari catering!
Lagi, Ayukku menginfokan rekanan kantornya ada yang membuka perjuangan catering.
Membaca foto pilihan hidangan beserta detail harganya. Sang abang mau nya hidangan yang biasa saja. Tetapi kami beropini ini program sekali seumur hidup yang akan dikenang para tetamu. Kami ingin menjamu sebaik mungkin.
Alhasil, abang setuju dengan hidangan yang kami pilih. Sabar ya kak, cukup kok, ga over budget. Wkwkwk.
Di tempat catering, kami berusaha perundingan untuk mendapat bonus-bonus hidangan dan porsi. Alhamdulillah, usulan kami berbuah manis.
"Baik, Mas, Mak, nati di ruang VIP kami akan tambahkan bonus beberapa loyang puding, kemudian pada program akad, ada embel-embel hidangan sayur dan untuk resepsi, kami akan memasak lebih banyak, lauk pauk nya dilebihkan ya." Janji Ibu catering pada kami.
Alhamdulillah, rezeki. bersyukur sejauh ini persiapan program pernikahan ini berjalan lancar.
Setengah dari dana yang disiapkan sudah disisihkan untuk biaya sewa gedung, WO dan catering. Tetapi persiapan program pernikahan belum usai.
Dokumentasi juga penting, biar hari bersejarah ini kelak tersimpan rapi dalam gambar yang indah dan video yang mengharukan. Syukurlah saya memiliki kenalan fotografer. Langsung saja saya meminta rincian paket yang tersedia.
Alhamdulillah abang fotografer juga sanggup memotret pada hari H nanti. Jadwal kosong. Tak lupa minta diskon dong hahaha.
"Wah, ga sanggup dek, itu udah harga standar. Kakak tambahin di cetak foto album kolasenya saja ya. Harganya tetap segitu." kata Kak Rian.
"Ya deh, gakpapa. Makasih ya Kak." Balas ku pada Kak Rian.
Hore..dapat bonus lagi. Alhamdulillah dipermudah.
Pesta resepsi tentu tidak lepas dari hiburan. Pemain musik dan penyanyi juga dari kenalan kantor Ayukku. Lancar dan dibayarin pula hehe. Thanks Ayukku.
Tak lupa pula untuk menyiapakan souvenir. Kami menentukan barang yang berdasarkan kami sanggup digunakan sehari-hari dan harganya masih terjangkau.
Mahar. Hantaran. Gedung. WO. Catering. Dokumentasi. Hiburan. Souvenir. Oke. Aman.
Selanjutnya untuk pengisi acara, mulai dari MC, ialah tetangga sendiri. Lalu yang membaca al Alquran waktu kesepakatan ialah adik kandungku, sedangkan giliran temannya yang akan mengaji dikala pembukaan resepsi di gedung. Juga ustadz tetangga yang akan memberikan khutbah nikah. Pun es krim untuk para tetamu juga dipesan kepada Pak Lek kami.
Semua dari orang terdekat.
Alhamdulillah persiapan program pernikahan hampir rampung.
Seiring dengan repotnya persiapan program pernikahan ini, tak melupakan calon suami untuk mengejar target. Akhirnya, satu bulan sebelum hari pernikahan, sang abang pun diwisuda. Ini kali kedua saya bertemu dengan keluargamu, sehabis hari pertama berjumpa - dikala prosesi lamaran yang mendebarkan.
Fix, selanjutnya kita tahu apa yang harus dilakukan.
Mencetak undangan.
Pihak keluarga sudah usang mendesakku untuk mencetaknya segera sehabis desain undangan dirancang. Namun, saya tetap kekeuh pada kemauanku menunggu kabar kepastian wisudamu.
Ini bukan perihal kesombongan menulis gelar pada nama, saya hanya ingin menjadikannya salah satu bentuk baktiku, berterimakasih kepada orang renta kami yang telah menyekolahkan kami. Mencoba membuka jalan mengharumkan nama mereka.
Untuk undangan, kami menentukan dengan harga murah, bagi kami, hal terpenting dari kartu undangan ialah tersampaikan pesan perihal siapa yang mengundang, kapan dan dimana acaranya. Pembuatan undangan ini juga disponsori oleh Ayuk pertamaku. Hehe. Thankyou, sist.
Menjelang satu bulan lagi menuju hari pernikahan, kami kira semua urusan sudah beres. Namun, kami tidak mengerti perihal satu hal, yang seharusnya disiapkan paling awal. Apa itu?
Mendaftar ke KUA. Bukan lupa, tapi tidak tahu. Maklum, kan belum punya pengalaman. Hehe.
Mendaftar ke KUA, seharusnya dilakukan sebelum mem-booking apapun. Ini terkait penjadwalan bapak penghulu bila kita menikah di luar hari kerja. Jadi, KUA juga butuh di-booking. Hahaha.
"Wah, gimana ini, sudah booking gedung tapi belum daftar disini? Yasudah, kalian resepsi saja, ga perlu ijab kabul. " Canda Bapak penghulu pada kami.
"Yah, jangan gitu la Pak, maaf Pak kami ga mengerti. Ini kami mau nikahnya hari Kamis, Pak, bukan Sabtu atau Minggu, ada lah Pak jadwal kosong." Pintaku dikala memastikan jadwal di kantor KUA.
Alhamdulillah bisa. Persyaratan juga masih sempat diurus, alasannya calon suami berasal dari kota yang berbeda, sehingga harus mengurus surat pengantar dari desa nya dan seperangkat keperluan manajemen lainnya.
Alhamdulillah, risikonya semua persiapan program pernikahan beres meski harus mepet hingga satu ahad sebelum hari H.
H-1. Aku dikejutkan dengan ponselku berdering, dan itu panggilan darimu.
"Dek, surat pengantar yang dari desa kakak, disimpan Adek ga? Yang formatnya sama dengan surat punya Adek. Itu dipinta juga oleh KUA, ada gak?" Tanya Kakak.
"Ya ampun, kita kira itu gak perlu dikumpul ya Kak? Oke, Adek cari di tas dulu ya, semoga gak kebuang" Jawab ku cemas.
Alhamdulillah suratnya masih lengkap. Segera abang ke rumah ku mengambil kemudian mengantarkan surat itu kembali ke KUA.
Bersyukur, meski hingga detik-detik menuju hari senang terdapat sedikit kendala, namun persiapan program pernikahan ini rampung juga. Bismillah..
Yang ku kenang, setiap kali saya gelisah, saya kebingungan dalam menyiapkan program pernikahan ini, ku ingat kata-kata hening dan menenangkan darimu.
***
By the way, ngomongin persiapan nikah, bukan hanya perihal gedung, WO, catering dan lain-lain ya, tetapi juga ilmu. For your information, sebelum persiapan yang heboh menyerupai dongeng di atas, kami juga ikutan kelas pra keluarga loh. Sejenis kelas kuliah beberapa kali pertemuan yang menyajikan bahan kehidupan sehabis hari akad.
Jadi, kita mesti nyiapin juga ilmunya, doain ya semoga keluarga kita semua menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah warohmah dan penuh berkah aamiin.
Sudah dulu ya sobat karyaku dongeng perihal persiapan program pernikahan ini, semoga sanggup menjadi tumpuan buat kau calon pengantin yang sedang berbunga-bunga.
Cerita selanjutnya yaitu perihal hari berbahagia. "Cerita Hari Pernikahanku"
Kami menikah.
Dear kakak, doa mu terkabul, Aku dan Kau menjadi KITA.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar