renovasibangunan99.blogspot.com
Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!
jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murahini..
karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir ☺️☺️☺️☺️
Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900
caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas↑↑
tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya
Senin, 16 Juli 2018
Pada kurikulum 2013 dibutuhkan sanggup diimplementasikan pembelajaran era 21. Hal ini untuk menyikapi tuntutan zaman yang semakin kompetitif. Adapun pembelajaran era 21 mencerminkan empat hal.
1. Critical Thinking and Problem Solving
2. Creativity and Innovation
3. Communication
4. Collaboration
1. Communication
Pada abjad ini, peserta didik dituntut untuk memahami, mengelola, dan membuat komunikasi yang efektif dalam aneka macam bentuk dan isi secara lisan, tulisan, dan multimedia. Peserta didik diberikan kesempatan memakai kemampuannya untuk mengutarakan ide-idenya, baik itu pada ketika berdiskusi dengan teman-temannya maupun ketika menuntaskan problem dari pendidiknya.
Abad 21 yaitu era digital. Komunikasi dilakukan melewati batas wilayah negara dengan memakai perangkat teknologi yang semakin canggih. Internet sangat membantu insan dalam berkomunikasi. Saat ini begitu banyak media umum yang dipakai sebagai sarana untuk berkomunikasi. Melalui smartphone yang dimilikinya, dalam hitungan detik, insan sanggup dengan gampang terhubung ke seluruh dunia.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian komunikasi yaitu pengiriman dan penerimaan pesan atau isu dari dua orang atau lebih semoga pesan yang dimaksud sanggup dipahami. Sedangkan Wikipedia dinyatakan bahwa komunikasi yaitu “suatu proses dimana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan memakai informasi semoga terhubung dengan lingkungan dan orang lain”.
Komunikasi tidak lepas dari adanya interaksi antara dua pihak. Komunikasi memerlukan seni, harus tahu dengan siapa berkomunikasi, kapan waktu yang sempurna untuk berkomunikasi, dan bagaimana cara berkomunikasi yang baik. Komunikasi bisa dilakukan baik secara lisan, tulisan, atau melalui simbol yang dipahami oleh pihak-pihak yang berkomunikasi. Komunikasi dilakukan pada lingkungan yang beragam, mulai di rumah, sekolah, dan masyarakat. Komunikasi bisa menjadi sarana untuk semakin merekatkan korelasi antar manusia, tetapi sebaliknya bisa menjadi sumber problem ketika terjadi miskomunikasi atau komunikasi kurang berjalan dengan baik. Penguasaan bahasa menjadi sangat penting dalam berkomunikasi. Komunikasi yang berjalan dengan baik tidak lepas dari adanya penguasaan bahasa yang baik antara komunikator dan komunikan.
Kegiatan pembelajaran merupakan sarana yang sangat strategis untuk melatih dan meningkatkan kemampuan komunikasi siswa, baik komunikasi antara siswa dengan guru, maupun komunikasi antarsesama siswa. Ketika siswa merespon klarifikasi guru, bertanya, menjawab pertanyaan, atau memberikan pendapat, hal tersebut yaitu merupakan sebuah komunikasi.
2. Collaboration
Pada abjad ini, peserta didik memperlihatkan kemampuannya dalam kerjasama berkelompok dan kepemimpinan, mengikuti keadaan dalam aneka macam tugas dan tanggungjawab, bekerja secara produktif dengan yang lain, menempatkan tenggang rasa pada tempatnya, menghormati perspektif berbeda. Peserta didik juga menjalankan tanggungjawab langsung dan fleksibitas secara pribadi, pada daerah kerja, dan korelasi masyarakat, menetapkan dan mencapai standar dan tujuan yang tinggi untuk diri sendiri dan orang lain, memaklumi kerancuan.
Pembelajaran secara berkelompok, kooperatif melatih siswa untuk berkolaborasi dan bekerjasama. Hal ini juga untuk menanamkan kemampuan bersosialisasi dan mengendalikan ego serta emosi. Dengan demikian, melalui kerja sama akan tercipta kebersamaan, rasa memiliki, tanggung jawab, dan kepedulian antaranggota.
Sukses bukan hanya dimaknai sebagai sukses individu, tetapi juga sukses bersama, sebab intinya insan disamping sebagai seorang individu, juga makhluk sosial. Saat ini banyak orang yang cerdas secara intelektual, tetapi kurang bisa bekerja dalam tim, kurang bisa mengendalikan emosi, dan mempunyai ego yang tinggi. Hal ini tentunya akan menghambat jalan menuju kesuksesannya, sebab berdasarkan hasil penelitian Harvard University, kesuksesan seseorang ditentukan oleh 20% hard skill dan 80% soft skiil. Kolaborasi merupakan citra seseorang yang memiliki soft skill yang matang.
3. Critical Thinking and Problem Solving
Pada abjad ini, peserta didik berusaha untuk memperlihatkan budi sehat yang masuk budi dalam memahami dan membuat pilihan yang rumit, memahami interkoneksi antara sistem. Peserta didik juga memakai kemampuan yang dimilikinya untuk berusaha menuntaskan permasalahan yang dihadapinya dengan mandiri, peserta didik juga mempunyai kemampuan untuk menyusun dan mengungkapkan, menganalisa, dan menuntaskan masalah.
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk mewujudkan hal tersebut melalui penerapan pendekatan saintifik (5M), pembelajaran berbasis masalah, penyelesaian masalah, dan pembelajaran berbasis projek.
Guru jangan risih atau merasa terganggu ketika ada siswa yang kritis, banyak bertanya, dan sering mengeluarkan pendapat. Hal tersebut sebagai wujud rasa ingin tahunya yang tinggi. Hal yang perlu dilakukan guru yaitu memperlihatkan kesempatan secara bebas dan bertanggung bertanggung jawab kepada setiap siswa untuk bertanya dan mengemukakan pendapat. Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan dan membuat refleksi bersama-sama. Pertanyaan-pertanyaan pada level HOTS dan tanggapan terbuka pun sebagai bentuk mengakomodasi kemampuan berpikir kritis siswa.
4. Creativity and Innovation
Pada abjad ini, peserta didik mempunyai kemampuan untuk mengembangkan, melaksanakan, dan memberikan gagasan-gagasan baru kepada yang lain, bersikap terbuka dan responsif terhadap perspektif gres dan berbeda.
Guru perlu membuka ruang kepada siswa untuk menyebarkan kreativitasnya. Kembangkan budaya apresiasi terhadap sekecil apapun tugas atau prestasi siswa. Hal ini bertujuan untuk memotivasi siswa untuk terus meningkatkan prestasinya. Tentu kita ingat dengan Pak Tino Sidin, yang mengisi program menggambar atau melukis di TVRI sekian tahun silam. Beliau selalu berkata “bagus” terhadap apapun kondisi hasil karya bawah umur didiknya. Hal tersebut perlu dicontoh oleh guru-guru masa sekarang semoga siswa merasa dihargai.
Peran guru hanya sebagai fasilitator dan membimbing setiap siswa dalam belajar, sebab intinya setiap siswa yaitu unik. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Howard Gardner bahwa insan mempunyai kecerdasan majemuk. Ada delapan jenis kecerdasan majemuk, yaitu; (1) kecerdasan matematika-logika, (2) kecerdasan bahasa, (3) kecerdasan musikal, (4) kecerdasan kinestetis, (5) kecerdasan visual-spasial, (6) kecerdasan intrapersonal, (7) kecerdasan interpersonal, dan (8) kecerdasan naturalis.
Lalu bagaimana tugas sekolah? Peranan sekolah dalam penerapan pembelajaran Abad 21 antara lain: a) Meningkatkan kebijakan & planning sekolah untuk menyebarkan keterampilan baru; b) Mengembangkan instruksi gres kurikulum; c) Melaksanakan taktik pengajaran yang gres dan relevan, dan d) Membentuk kemitraan sekolah di tingkat regional, nasional dan internasional
Bagaimana ciri guru Abad 21 ? Menurut Ragwan Alaydrus, S.Psisetidaknya ada 7 Karakteristik Guru Abad 21
1. Life-long learner. Pembelajar seumur hidup. Guru perlu meng-upgrade terus pengetahuannya dengan banyak membaca serta berdiskusi dengan pengajar lain atau bertanya pada para ahli. Tak pernah ada kata puas dengan pengetahuan yang ada, sebab zaman terus berubah dan guru wajib up to date agar sanggup mendampingi siswa berdasarkan kebutuhan mereka.
2. Kreatif dan inovatif. Siswa yang kreatif lahir dari guru yang kreatif dan inovatif. Guru diharap bisa memanfaatkan variasi sumber berguru untuk menyusun acara di dalam kelas.
3. Mengoptimalkan teknologi. Salah satu ciri dari model pembelajaran era 21 adalah blended learning, gabungan antara metode tatap muka tradisional dan penggunaan digital dan online media. Pada pembelajaran era 21, teknologi bukan sesuatu yang sifatnya additional, bahkan wajib.
4. Reflektif. Guru yang reflektif yaitu guru yang bisa memakai evaluasi hasil berguru untuk meningkatkan kualitas mengajarnya. Guru yang reflektif mengetahui kapan taktik mengajarnya kurang optimal untuk membantu siswa mencapai keberhasilan belajar. Ada berapa guru yang tak pernah peka bahkan sehabis mengajar bertahun-tahun bahwa pendekatannya tak cocok dengan gaya berguru siswa. Guru yang reflektif bisa mengoreksi pendekatannya semoga cocok dengan kebutuhan siswa, bukan malah terus menyalahkan kemampuan siswa dalam menyerap pembelajaran
5. Kolaboratif. Ini yaitu salah satu keunikan pembelajaran era 21. Guru sanggup berkolaborasi dengan siswa dalam pembelajaran. Selalu ada mutual respect dan kehangatan sehingga pembelajaran akan lebih menyenangkan. Selain itu guru juga membangun kerja sama dengan orang bau tanah melalui komunikasi aktif dalam memantau perkembangan anak.
6. Menerapkan student centered. Ini yaitu salah satu kunci dalam pembelajaran kelas kekinian. Dalam hal ini, siswa mempunyai tugas aktif dalam pembelajaran sehingga guru hanya bertindak sebagai fasilitator. Karenanya, dalam kelas era 21 metode ceramah tak lagi terkenal untuk diterapkan sebab lebih banyak mengandalkan komunikasi satu arah antara guru dan siswa.
7. Menerapkan pendekatan diferensiasi. Dalam menerapkan pendekatan ini, guru akan mendesain kelas berdasarkan gaya berguru siswa. pengelompokkan siswa di dalam kelas juga berdasarkan minat serta kemampuannya. Dalam melaksanakan evaluasi guru menerapkan formative assessment dengan menilai siswa secara terencana berdasarkan performanya (tak hanya tes tulis). Tak hanya itu, guru bersama siswa berusaha untuk mengatur kelas semoga menjadi lingkungan yang kondusif dan suportif untuk pembelajaran.
Lalu bagaimana kompetensi siswa pada era 21 ? Setidaknya ada empat yang harus dimiliki oleh generasi era 21, yaitu: ways of thingking, ways of working, tools for working and skills for living in the word. Bagaimana seorang pendidik harus mendesain pembelajaran yang akan menghantarkan peserta didik memenuhi kebutuhan era 21. Berikut kemampuan era 21 yang harus dimiliki peserta didik, yaitu:
1. Way of thinking, cara berfikir yaitu beberapa kemampuan berfikir yang harus dikuasai peserta didik untuk menghadapi dunia era 21. Kemampuan berfikir tersebut diantaranya: kreatif, berfikir kritis, pemecahan masalah, pengambilan keputusan dan pembelajar.
2. Ways of working. kemampuan bagaimana mereka harus bekerja. dengan dunia yang global dan dunia digital. beberapa kemampuan yang harus dikuasai peserta didik yaitu communication and collaboration. Generasi era 21 harus bisa berkomunikasi dengan baik, dengan memakai aneka macam metode dan taktik komunikasi. Juga harus bisa berkolaborasi dan bekerja sama dengan individu maupun komunitas dan jaringan. Jaringan komunikasi dan kerjasama ini memamfaatkan aneka macam cara, metode dan taktik berbasis ICT. Bagaimana seseorang harus bisa bekerja secara bersama dengan kemampuan yang berbeda-beda.
3. Tools for working. Seseorang harus memiliki dan menguasai alat untuk bekerja. Penguasaan terhadap Information and communications technology (ICT) and information literacy merupakan sebuah keharusan. Tanpa ICT dan sumber informasi yang berbasis segala sumber akan sulit seseorang menyebarkan pekerjaannya.
4. Skills for living in the world. kemampuan untuk menjalani kehidupan di era 21, yaitu: Citizenship, life and career, and personal and social responsibility. Bagaimana peserta didik harus hidup sebagai warga negara, kehidupan dan karir, dan tanggung jawab langsung dan sosial.
Melalui pembelajaran era 21, setidanya ada dua keterampilan inti yang harus dkembangkan oleh para para guru yakni: a) Kemampuan memakai pengetahuan matematika, Bahasa Inggris, Ilmu Pengetahuan, Kewarganegaraan dan lainnya untuk menjawab tantangan dunia nyata; dan b) Berpikir kritis dan menuntaskan masalah, komunikasi dan kerjasama, kreatifitas, kemandirian, dan lainnya.
Referensi:
http://dikdasmen.kemdikbud.go.id/index.php/%E2%81%A0%E2%81%A0%E2%81%A0tiga-agenda-penting-implementasi-kurikulum-2013/ (diunduh hari Jumat, 17 Maret 2017 pkl 14.00)
/search?q=pembelajaran-abad-21-dan-kuikulum-2013 (diunduh hari senin 13 Maret 2017 pkl 20.00)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar