Yauman Tsaqila
Oleh : KH. Hafidz Abdurrahman, MA.
Para sobat yang sudah dijamin nirwana oleh Allah, melalui verbal mulia Nabi-Nya pun selalu menangis, dan takut, kalau kelak amal perbuatan mereka tidak diterima oleh Allah SWT. Mereka takut, ketika “Yauman Tsaqila” amal yang mereka harapkan dapat menolong mereka ternyata sia-sia. Boleh jadi, alasannya yakni amal itu masih banyak dikotori dengan ketidakikhlasan, riya’, sum’ah dan kesombongan. Sesuatu yang sangat halus, dan begitu luar biasa lembutnya. Maka, ‘Umar pun berandai, “Laitani kuntu mansiya” [Andai saja saya dulu bukan siapa-siapa, dilupaka], ketika menjelang ajalnya tiba. Bahkan, Abu Bakar pun sempat berandai-andai menjadi burung, “Ya thairu, ma an’amaka, laitani kuntu mitslaka.” [Wahai burung, alangkah enaknya dirimu. Andai saja saya dulu menjadi menyerupai kamu.”
Semuanya itu, alasannya yakni mereka saking takutnya menghadapi “Yauman Tsaqila”. Kita pun mestinya sama. Takut, bagaimana nasib kita ketika menghadapi “Yauman Tsaqila” itu. Maka, sebagaimana sahabat, mereka bekerja keras, sampai mereka mampu berhaji dengan jalan kaki, dari Madinah ke Makkah, Makkah ke Madinah, tidak hanya sekali, bahkan lebih dari 20 kali. Mereka juga mampu berperang meski terik panas, dan demam isu kemarau, kering kerontang, dengan bekal yang sangat minim, alasannya yakni paceklik. Sebagaimana yang mereka lakukan bersama Nabi ketika Perang Tabuk, dan peperangan-peperangan lainnya. Semuanya itu untuk menjadi bekal menghadapi “Yauman Tsaqila”.
Maka, tercatat selama 10 tahun bersama Nabi, mereka pun lebih dari 79 kali berperang. Pun begitu, mereka malamnya selalu mujahadah, dan air mata mereka pun tumpah, alasannya yakni takut amal mereka yang begitu luar biasa itu tidak diterima, dan tak cukup untuk menghadapi “Yauman Tsaqila”. Mungkin alasannya yakni mereka paham hadits Nabi, sebagaimana dinukil oleh al-Hafidz Ibn al-Jauzi, “Andai saja Anak Adam mampu mengerjakan amal perbuatan 100,000 Nabi, 100,000 orang Shiddiq dan 100,000 Syuhada’, mereka mengira itu dapat menyelamatkan mereka dari neraka, padahal tidak.” Allah Akbar.
Semoga kita mendapat ampunan dari Allah atas dosa-dosa dan kekhilafan kita. Semoga amal kita diterima oleh Allah SWT, dan dengannya Allah menempatkan kita bersama Nabi dan para sahabatnya di dalam Jannah-Nya. Amin ya Rabbal al-Alamin
0 komentar:
Posting Komentar